PUAP JOMBANG

PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PERDESAAN KABUPATEN JOMBANG

  • Selamat datang di website PUAP kabupaten Jombang

Dr. M. Anang Firmansyah SP, MSi - Peneliti BPTP Kalimantan Tengah
Munculnya pemanasan global telah banyak meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahan-bahan sumber pencemar yang dapat meningkatkan efek rumah kaca, salah satu yang umum adalah CO2.

Saat ini bahan ramah lingkungan dan sedang menarik masyarakat dunia yang peduli terhadap dampak pemanasan global adalah arang (biochar). Arang merupakan salah satu bahan hasil proses pirolisis (pembakaran minim udara) saat ini diyakini merupakan bahan terbaik, sebab dapat digunakan sebagai amelioran yang mampu menyimpan C (Carbon) dalam waktu lama hingga ratusan sampai ribuan tahun, dibandingkan teknik pengomposan bahan organik.
Pengalaman penduduk asli di Amazonian menunjukkan bahwa mereka telah menggunakan arang sebagai amelioran dalam berusaha tani secara turun temurun. Mereka mempercayai penggunaan arang mampu meningkatkan produktivitas tanah. Tanah hitam yang kaya arang tersebut dikenal sebagai terra preta. Tanah mereka produktif dalam jangka waktu lama, hingga kini masih dapat diusahakan dengan baik.


Keunggulan penggunaan arang cukup banyak antara lain: 1) Arang dapat dibuat sendiri dengan ongkos rendah dan mampu meningkatkan kualitas tanah (pH meningkat, menurunkan penyerapan unsur racun, memperbaiki struktur tanah, efisiensi penggunaan pupuk), meningkatkan daya tanah menyimpan air, dan meningkatkan produksi tanaman; 2) Arang adalah negatif C, artinya CO2 yang semula diambil melalui fotosintesis kemudian dikembalikan ke dalam tanah akan mampu tersimpan hingga ribuan tahun tanpa terlepas ke udara; dan 3) Arang juga menurunkan perubahan iklim disebabkan oleh gas buang karbon dioksida (CO2) dan gas-gas rumah kaca lainnya.

Upaya menurunkan konsentrasi CO2 di udara dan juga dampak pemanasan global, disikapi secara sungguh-sungguh oleh UNDP (United Nations Development Programme) dengan mengkaji penggunaan arang untuk pertanian di Indonesia, baik di Sumatera, Kalimantan, Maupun Irian Jaya. Budaya yang telah lama dikenal yaitu tebang dan bakar (slash and burn) diharapkan berubah menjadi tebang dan arang (slash and char).

Mr. Alex Heikens (UNDP) dan Mr. Gerard Cornelissen (NGI) telah mengunjungi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan pada tanggal 12 - 15 April 2010 untuk melihat potensi arang sebagai bahan yang mampu memperbaiki pertanian berbasis rumah tangga tani dan sekaligus menurunkan emisi gas rumah kaca. Mereka telah mencatat bahwa bahan baku untuk pembuatan arang berlimpah di Kalimantan Tengah, baik dari kayu, serbuk gergaji, sekam padi, dan limbah pertanian lainnya.

sumber: sinartani.com

Labels:

0 Response for the "ARANG SUMBER AMELIORAN TANAH YANG RAMAH LINGKUNGAN"

Post a Comment

    Komentar Pengunjung


    ShoutMix chat widget

    Followers

    Apakah anda tahu tentang PUAP di kabupaten anda?