Kegiatan supervisi yang dikemas dalam bentuk sambang kecamatan memang tidak untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan petugas saja, melalui media ini juga dilakukan pembinaan secara langsung kepada petugas dan petani di lapangan. Melalui pembinaan secara langsung ini diharapkan akan memperkuat komitmen antara petani/ kelompoktani dengan petugas terkait visi, misi dan program yang sudah dicanangkan.
Dalam rangka memantapkan komitmen untuk mewujudkan visi “Menuju Budaya Pertanian Organik 2013”, Dinas Pertanian menyelenggarakan kegiatan supervisi yang dikemas dalam bentuk kegiatan Sambang Kecamatan. Kegiatan ini dilaksanakan untuk melihat sejauhmana kesiapan masing-masing Kecamatan dalam memasuki musim tanam MP 2009/2010. Sebagaimana diketahui salah satu isu strategis dinas pertanian adalah degradasi lahan pertanian, sehingga kegiatan untuk menjawab persoalan tersebut dilakukan melalui gerakan pengembalian kesuburan lahan. Melalui sambang kecamatan akan dilihat dan dievaluasi kesiapan masing-masing petugas dalam mendukung gerakan pengembalian kesuburan lahan. Ketersediaan MOL, Bokashi, kompos, pemanfaatan limbah ternak, koordinasi dengan kios, koordinasi sesama petugas, ketersediaan pupuk terutama perimbangan antara pupuk an organik dengan pupuk organik, persiapan pestisida nabati, dan keberadaan LL (laboratorium Lapang) di masing-masing WB (Wilayah Binaan).
Karena ujung tombak dari kegiatan pembinaan dan pemberdayaan (Penyuluhan) petani adalah PPL, maka dalam kegiatan sambang kecamatan ini masing-masing PPL di setiap Kecamatan diminta untuk menunjukkan kesiapannya di lapang pada petani dan kelompoktani binaannya. Kesempatan pertama yang mendapat giliran untuk disambangi adalah Kecamatan Perak. Tim supervisi yang dipimpin oleh Kabid Produksi, Ir Suprianto diterima oleh Koordinator PPL Kecamatan Perak, Suhartono. Dalam sambutan singkatnya Suhartono menyampaikan kesiapan Kecamatan Perak dalam menyongsong masa tanam 2009/2010. Dari penjelasan umum terkait program-program kecamatan di perak, satu hal yang menarik adalah sistim koordinasi yang diterapkan. “ kami menerapkan system mengerucut. Setiap petugas petanian di Kecamatan Perak kita kondisikan untuk menguasai setiap persoalan sampai ke tingkat petani. Setiap petugas diharuskan mengerti dan mampu menjawab setiap persoalan yang menjadi persoalan di Perak. Siapapun harus mengerti ketika diberi pertanyaan terkait persoalan pertanian di wilayah Perak.” kata Hartono dalam sambutannya yang didampingi oleh seluruh petugas pertanian di Kecamatan Perak.
Dari hasil kunjungan ke beberapa Kecamatan diantaranya Kecamatan Perak, Kecamatan Jombang, Kecamatan Bandarkedungmulyo dan Kecamatan Diwek didapatkan beberapa catatan penting. Pertama, diperlukan upaya yang lebih baik di lapangan untuk mengimplementasikan gerakan pengembalian kesuburan lahan. Gerakan pengembalian kesuburan lahan yang diwujudkan melalui pembuatan MOL (Mikroorganisme Lokal), pembuatan kompos dan bokashi, perimbangan penggunaan pupuk organik dan an organik belum dilaksanakan secara merata. Mol yang tersedia di petani/ kelompoktani sebagian besar sisa MOL musim lalu. Meskipun ada yang sudah membuat persediaan-persediaan MOL dan bokashi untuk musim tanam 2009/2010 namun diharapkan petugas di lapangan lebih mengintensifkan pembinaan ke masing-masing kelompok untuk menyediakan berbagai bahan organik. Kedua, pelaksanaan SRI (system of Rice Intensification). Sebagai cara budidaya yang sudah terbukti mampu meningkatkan produktifitas dan menjaga keberlangsungan ekosistem tanah diharapkan bisa dijadikan LL (Laboratorium Lapang) di setiap WB. Sebagaimana dipahami, merubah budaya petani bukanlah sesuatu yang mudah. Petani hanya bisa diyakinkan dengan contoh yang nyata. Oleh karena itu diharapkan melalui Dem SRI petani disekitarnya akan mengetahui secara langsung cara dan hasil budidaya padi SRI. Diantara yang bisa diketahui dari hasil supervisi adalah salah satu sebab kenapa petani belum melaksanakan SRI bukan mereka tidak percaya atau tidak mengerti tentang teknik SRI. Akan tetapi petani butuh pendampingan secara langsung di lapang sehingga mereka memiliki kepercayaan diri dan bisa mendapatkan pengarahan ketika menemukan persoalan. Pelajaran yang didapat dari sini adalah perlunya pendampingan secara lebih intensif pada sasaran penyuluhan. Memberikan penjelasan dan instruksi saja tidak cukup. Ternyata petani menghendaki petugas terlibat secara langsung. “Saya sudah tahu pak kalau tanam iwir, jarak 30x30, ndamel MOL niku hasilnya sae, tapi dospundi nggeh..kalau tidak didorong lajeng didampingi ten lapang rasane kok mboten yakin,” kata Masbukin pengurus kelompoktani Desa Glagahan, Perak.
Ketiga, lebih penting dari adanya LL di setiap kelompok adalah didapatkannya farm record atau catatan lapang. Dengan adanya catatan yang dilakukan pada LL selanjutnya akan dapat dijadikan materi penyuluhan yang faktual berdasarkan pengalaman petani dan petugas. Oleh karena itu sebelum pelaksanaan LL hendaknya sudah dipersiapkan ditentukan berbagai variable pengamatan, kesiapan blangko pencatatan, jadwal pengamatan dan tentunya komitmen antara petugas dan petani yang akan belajar secara bersama-sama dari LL yang dilakukan.
Kegiatan supervisi yang dikemas dalam bentuk sambang kecamatan memang tidak untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan petugas saja, melalui media ini juga dilakukan pembinaan secara langsung kepada petugas dan petani di lapangan. Melalui pembinaan secara langsung ini diharapkan akan memperkuat komitmen antara petani/ kelompoktani dengan petugas terkait visi, misi dan program yang sudah dicanangkan. Hal ini dapat dilihat dibeberapa kali kesempatan sambang Kecamatan ketika petani, petugas lapangan dan petugas kabupaten bertemu untuk membicarakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Selanjutnya, dari serangkaian pembicaraan didapat satu komitmen untuk sebuah upaya perbaikan. Dari komitmen yang terjadi inilah diharapkan petugas dilapang bisa menindaklanjutinya menjadi kegiatan pendampingan petani/ kelompoktani secara lebih intensif.
Melaui kegiatan supervisi juga dilakukan peninjauan ke kios pertanian. Yang cukup menggembirakan adalah bahwa petani sudah mulai terbiasa menggunakan petroganik sebagai pupuk pendamping. Hal ini tidak lepas dari upaya pihak kios memberikan anjuran kepada petani sewaktu datang ke kios untuk membeli pupuk selalu melakukan pembelian pupuk organik disamping membeli pupuk an organik. Selain melakukan evaluasi kegiatan di lapang, pembinaan secara langsung kepada petugas, sambang Kecamatan juga sekaligus untuk mengetahui potensi kelompoktani. Salah satu potensi yang bisa dipotret adalah berkembangnya tabungan kelompoktani dalam bentuk lumbung padi di Desa Sumber Rejo Kecamatan Jombang.
KOORDINASI BPP
Melanjutkan kegiatan sambang Kecamatan dan sebagai upaya memantapkan koordinasi di setiap Kecamatan bidang penyuluhan menyelenggarakan kegiatan Pertemuan BPP. Kegiatan pertemuan BPP sekaligus digunakan untuk mensosialisasikan hasil analisa tanah laboratorium terpadu. Analisa lab dari sampel tanah di seluruh Poktan di kabupaten Jombang telah diketahui hasilnya. Dari analisa yang dilakukan telah diketahui kandungan bahan organik tanah (C-Organik), pH, kandungan unsur P, unsur K dan unsur Na. Dari hasil analisa lab tersebut kemudian telah disusun beberapa anjuran teknis untuk kegiatan budidaya tanaman di Kabupaten Jombang.
Sebagaimana visi dinas menuju budaya organik 2013 dan untuk menjawab persoalan degradasi lahan, maka faktor kuncinya adalah dengan memperhatikan kandungan bahan organik tanah. Sebagaimana disampaikan dalam kuliah umum oleh Dr. Mubyar baru-baru ini (17/12/09) bahan organik tanah yang cukup akan menciptakan ruang-ruang mikro dalam tanah (bioreaktor) sehingga akan mendukung kehidupan tanaman secara optimal. Oleh karena itu gerakan pengembalian kesuburan melalui pengembalian berbagai bahan organik ke sawah, pemberian bokashi, kompos dan MOL serta budidaya SRI adalah langkah-langkah yang sudah tidak bisa ditawar lagi.
Melalui pertemuan BPP dinas pertanian berusaha semakin memantapkan pembinaan, koordinasi dan motifasi kepada petugas pertanian di lapangan. Dan, semuanya bermuara pada kemajuan pembangunan pertanian dan kesejahteraan petani di Kabupaten Jombang. Semoga..
sumber: jombangkab.go.id
DOKUMENTASI
Evaluasi Hasil Supervisi | Supervisi Kios Pupuk Bersubsidi |
0 Response for the "sambang kecamatan"
Post a Comment